Wednesday, October 22, 2008

Kebencian

Kuperhatikan wajahnya dari kejauhan, kuamati sosoknya dari sini.. dari bawah pohon kamboja. Tak usah ia mengenalkan dirinya. Walaupun sudah 15 tahun tidak bertemu, tapi aku masih ingat dengan gayanya yang khas. Selain perutnya yang membuncit, semuanya hampir sama seperti dulu.

Dia adalah orang yang kubenci.. yang pernah kubenci dan selalu akan kubenci seumur hidupku. Orang yang telah menghianati kebesaran hatiku, orang yang telah mencampakkan kebahagiaanku, orang yang telah menduakan cita-citaku. Dialah pahlawan bagi orang lain tapi musuh terselubung di balik punggungku.

15 tahun !! Bayangkan... !! Ternyata masih juga kusimpan tekad kebencian itu. Apakah ini yang disebut merasuk sampai ke tulang sumsum? Aku tidak tahu. Tapi saat aku termenung ini menatap sosoknya dari kejauhan... aku merasa lelah dan sungguh... aku ingin berhenti.

Masih teringat waktu kebencian itu muncul. Badanku bergetar, mulutpun kelu, mata mendelik. Jantung berdebar-debar, panas dan dingin datang silih berganti. Kedua tangan pun langsung mengepal. Ingin kujotos kepalanya langsung. Gigiku pun tak sanggup lagi untuk tidak menahan amarah. Oooo... aku sangat tersiksa saat itu. Cuma gara-gara sendok dan garpu yang baru kubeli dengan gaji pertamaku.

Kebencian yang melanda diriku 15 tahun yang lalu... dibarengi dengan kemarahan yang mendalam menyebabkan aku telah kehilangan sahabat terbaikku. Aku malu sekarang. Malu dengan pikiran-pikiran jahat yang tidak terkendali seperti ini. Sekarang aku punya malu dan takut untuk berbuat jahat.

Aku hampiri dia... dan menepuk punggungnya, "Apa kabar, sabahat ?" "Dia membalikkan badannya, terbelalak... dan langsung merangkul diriku, "Aku sangat merindukan persahabatan kita... "

No comments: