Wednesday, October 15, 2008

Air mata

Dalam hidupku selama 37 tahun di dunia ini... aku pernah menangis. Aku pernah meneteskan air mata. Terharu... bersedih karena kehilangan, bergembira... semuanya aku pernah hadapi. Kapankah itu ?

Tahun 1990... air mata pertama yang mengalir adalah saat orang yang kuanggap pelindungku, penunjuk jalanku, tiba-tiba pergi meninggalkan aku seorang diri menjalani kehidupan. Aku menangis, karena aku takut sendirian. Aku menangis karena aku takut menghadapi masa depan. Aku menangis karena aku tidak mau berjalan dalam kegelapan...

Air mata ke dua... yang juga mengalir kgak bisa berhenti selama beberapa jam.. waktu tahun 1995-1996. Kakak misan aku, yang hiking ke gunung Semeru... yang hilang tidak ada kabarnya selama dua tahun.. tiba-tiba diketemukan tulang jasadnya. Aku menangis waktu di pemakaman keluarga. Di usia baru menjelang dua puluh satu tahun.. seorang anak lelaki tunggal meninggal dunia tanpa ditunggui oleh siapapun. Hanya menuruti ramalan-ramalan dari mereka yang punya indra ke-6.. bahwa kakak misanku, meninggal sambil memegang Alkitabnya di saat-saat kematiannya.

Air mata ke tiga.. mengalir saat aku bertemu kembali dengan orang yang telah lama ingin aku lupakan. Aku menangis karena ternyata beliau masih care ama aku, masih seperti dulu, masih seperti 10 tahun yang telah berlalu... Oooohhh... aku menangis.. menangis selama seminggu.. Hahaha... lucu deh kalo diingat lagi... Hiks... tapi emang nyata !!

Air mata terakhir yang aku ingat... waktu aku mendengar ungkapan terima kasih dari Dagpo Rinpoche di Perancis.. Woooow.... terharuuuuuuuu banget... sulitnya mendengarkan buddhadharma... sulitnya bertemu dengan guru-guru spiritual.

37 tahun hidup di dunia... ternyata cuma aku isi dengan tawa dan air mata. Kadang dibarengi dengan kemarahan, kekecewaan, kekesalan, harapan, kenangan... yang semuanya pernah kutuang dalam buku harian... dalam jejak-jejak kesadaran..

Sudah lama tidak ada air mata yang mengalir dengan deras... karena ternyata.. di mana-mana aku selalu menemukan orang yang sedang berkeluh kesah, orang yang lebih menderita. hahahaha... beneran lho !!!

Sekarang aku berharap, bisa menjadi wadah yang besarnya tiada ukurannya... untuk menampung air mata - air mata yang mengalir dari semua makhluk. Supaya beban mereka menjadi ringan, bathin mereka menjadi damai dan hidup mereka menjadi tenang.

2 comments:

sogen said...

setiap orang slalu merasa masalahnya yang paling berat. demikian juga aku, aku slalu merasa bahwa kenapa beban ini harus aku yg tanggung? tp aku sadar bahwa masih banyak orang yang membawa ratusan ton di pundaknya tapi dia tetap tersenyum. aku bertanya pada diriku bagaimana aku mau memikul beban orang kalau punya ku sendiri saja aku merasa sangat berat. aku tetap berusaha untuk terus mendewasakan mental. untuk menerima dengan senyum dan berusaha membantu yg lain semampu ku.

Thaks suhu for your story.

a Great inspirated story

tan_intan said...

kadang-kadang nangis meraung-raung tuh enak loh.. karna setelah itu rasanya kayak kemarau yang diguyur hujan, adem.. hehehe..